Jamur Trichoderma dan
Metarrhizium berhasil dikembangbiakkan serta diterapkan untuk membasmi hama
jamur Ganoderma dan Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) di perkebunan kelapa
sawit di Sumatera Utara.
Manager Agronomi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Kelapa Sawit Bahilang Sumut Abdul Aziz, menjelaskan, jamur
Ganoderma dikenal bersifat pathogen, hingga menimbulkan penyakit akar merah.
Hama ini menurunkan populasi dan produktivitas kelapa sawit (Elaeis guineensis)
di Sumut 30-50 persen.
Ganoderma menyebar melalui spora
terbawa angin dan menginfeksi perakaran di bawah tanah. Jamur makan unsur
karbon hingga pohon lapuk dan roboh.
Untuk menekan Ganoderma,
Puslitbang Kelapa Sawit Bahilang mengisolasi jamur Trichoderma. Upaya serupa
dilakukan peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan menggunakan
strain jamur berbeda. “Trichoderma diinduksi pada bibit sawit sehingga
melindungi akar dan batang dari Ganoderma,” kata Aziz.
Uji coba dilakukan di Pulau
Maria, Kabupaten Asahan, Sumut. Hasilnya, induksi Trichoderma menekan infeksi
Ganoderma pada sawit 25 persen.
Menurut Widyastuti, peneliti
Trichoderma, jamur ini melumpuhkan Ganoderma dengan melilitkan benang pada
jamur, kemudian mengeluarkan enzim untuk mengurai senyawa kimia hingga
mengambil unsur karbon Ganoderma. Reaksi ini membuat Ganoderma mati. Di
lapangan Widyastuti membuat pellet yang mengandung spora Trichoderma, alginate,
dan pupuk hayati. Temuannya ini telah dipatenkan.
Puslitbang Kelapa Sawit Bahilang
juga mengisolasi dan membuat biakkan jamur Metarrhizium untuk membasmi hama
kumbang tanduk. Kumbang ini merupakan hama utama kelapa sawit di areal tanam
ulang, penyebabnya, banyak tumpukan bahan organic sisa sawit yang membusuk
menjadi tempat berkembang biak hama ini.
Pengendalian kumbang tanduk
dilakukan menggunakan beberapa agensi hayati, di antaranya jamur Metarrhizium
anisopliae dan Baculovirus oryctes. Jamur ini efektif mematiakn larva 2-4
minggu setelah aplikasi.
Untuk pengembangan jamur,
Puslitbang Bahilang menggunakan medium beras. Biakan jamur lalu disebar ke
tumpukan tandan kosong kelapa sawit.
Selain itu, pengendalian kumbang
tanduk dilakukan menggunakan perangkap feromon. PPKS berhasil menyintesis
agregat feromon untuk menarik kumbang tanduk.
{ 0 komentar... read them below if any or add comment }
Post a Comment