Berantas Hama dengan Biakan Jamur

Hosting Gratis

Unduh Adobe Flash player

Berantas Hama dengan Biakan Jamur

on Tuesday, 11 February 2014
Berantas Hama dengan Biakan Jamur
Jamur Trichoderma dan Metarrhizium berhasil dikembangbiakkan serta diterapkan untuk membasmi hama jamur Ganoderma dan Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) di perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.

Manager Agronomi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelapa Sawit Bahilang Sumut Abdul Aziz, menjelaskan, jamur Ganoderma dikenal bersifat pathogen, hingga menimbulkan penyakit akar merah. Hama ini menurunkan populasi dan produktivitas kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Sumut 30-50 persen.

Ganoderma menyebar melalui spora terbawa angin dan menginfeksi perakaran di bawah tanah. Jamur makan unsur karbon hingga pohon lapuk dan roboh.

Untuk menekan Ganoderma, Puslitbang Kelapa Sawit Bahilang mengisolasi jamur Trichoderma. Upaya serupa dilakukan peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan menggunakan strain jamur berbeda. “Trichoderma diinduksi pada bibit sawit sehingga melindungi akar dan batang dari Ganoderma,” kata Aziz. 

Uji coba dilakukan di Pulau Maria, Kabupaten Asahan, Sumut. Hasilnya, induksi Trichoderma menekan infeksi Ganoderma pada sawit 25 persen.
Menurut Widyastuti, peneliti Trichoderma, jamur ini melumpuhkan Ganoderma dengan melilitkan benang pada jamur, kemudian mengeluarkan enzim untuk mengurai senyawa kimia hingga mengambil unsur karbon Ganoderma. Reaksi ini membuat Ganoderma mati. Di lapangan Widyastuti membuat pellet yang mengandung spora Trichoderma, alginate, dan pupuk hayati. Temuannya ini telah dipatenkan.

Puslitbang Kelapa Sawit Bahilang juga mengisolasi dan membuat biakkan jamur Metarrhizium untuk membasmi hama kumbang tanduk. Kumbang ini merupakan hama utama kelapa sawit di areal tanam ulang, penyebabnya, banyak tumpukan bahan organic sisa sawit yang membusuk menjadi tempat berkembang biak hama ini.

Pengendalian kumbang tanduk dilakukan menggunakan beberapa agensi hayati, di antaranya jamur Metarrhizium anisopliae dan Baculovirus oryctes. Jamur ini efektif mematiakn larva 2-4 minggu setelah aplikasi.

Untuk pengembangan jamur, Puslitbang Bahilang menggunakan medium beras. Biakan jamur lalu disebar ke tumpukan tandan kosong kelapa sawit.

Selain itu, pengendalian kumbang tanduk dilakukan menggunakan perangkap feromon. PPKS berhasil menyintesis agregat feromon untuk menarik kumbang tanduk.

{ 0 komentar... read them below if any or add comment }

Post a Comment

 
FASTSEO - SEO Friendly Blogger Template Design by Tutorial SEO Blogspot